Selasa, 29 November 2011

PENERIMAAN

Diposting oleh eva yuanita di 08.14 0 komentar
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati

Aku masih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kembali
Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

Maret 1943

PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO

Diposting oleh eva yuanita di 08.13 0 komentar
Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut

Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh

(1948)

Liberty,
Jilid 7, No 297,
1954

DIPONEGORO

Diposting oleh eva yuanita di 08.12 0 komentar
Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

MAJU

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai



Maju
Serbu
Serang
Terjang

(Februari 1943)
Budaya,
Th III, No. 8
Agustus 1954

KRAWANG-BEKASI

Diposting oleh eva yuanita di 08.08 0 komentar
Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

(1948)
Brawidjaja,
Jilid 7, No 16,
1957

MALAM

Diposting oleh eva yuanita di 08.07 0 komentar
Mulai kelam
belum buntu malam
kami masih berjaga
--Thermopylae?-
- jagal tidak dikenal ? -
tapi nanti
sebelum siang membentang
kami sudah tenggelam hilang

Zaman Baru,
No. 11-12
20-30 Agustus 1957

PRAJURIT JAGA MALAM

Diposting oleh eva yuanita di 08.05 0 komentar
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !

(1948)
Siasat,
Th III, No. 96
1949

YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS

Diposting oleh eva yuanita di 08.00 0 komentar

kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu
di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin
aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang
tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku
1949

SAJAK PUTIH

Diposting oleh eva yuanita di 07.58 0 komentar

Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah

AKU

Diposting oleh eva yuanita di 07.57 0 komentar

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

PUISI KEHIDUPAN

Diposting oleh eva yuanita di 07.56 0 komentar

Hari hari lewat, pelan tapi pasti
Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru
Karena aku akan membuka lembaran baru
Untuk sisa jatah umurku yang baru
Daun gugur satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Umurku bertambah satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Tapi… coba aku tengok kebelakang
Ternyata aku masih banyak berhutang
Ya, berhutang pada diriku
Karena ibadahku masih pas-pasan
Kuraba dahiku
Astagfirullah, sujudku masih jauh dari khusyuk
Kutimbang keinginanku….
Hmm… masih lebih besar duniawiku
Ya Allah
Akankah aku masih bertemu tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Akankah aku masih merasakan rasa ini pada tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Masihkah aku diberi kesempatan?
Ya Allah….
Tetes airmataku adalah tanda kelemahanku
Rasa sedih yang mendalam adalah penyesalanku
Astagfirullah…
Jika Engkau ijinkan hamba bertemu tahun depan
Ijinkan hambaMU ini, mulai hari ini lebih khusyuk dalam ibadah…
Timbangan dunia dan akhirat hamba seimbang…
Sehingga hamba bisa sempurna sebagai khalifahMu…
Hamba sangat ingin melihat wajahMu di sana…
Hamba sangat ingin melihat senyumMu di sana…
Ya Allah,
Ijikanlah

DERAI DERAI CEMARA

Diposting oleh eva yuanita di 07.55 0 komentar

cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

Puisi Terakhir Soe Hok Gie

Diposting oleh eva yuanita di 07.46 0 komentar
Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke Mekah.
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Miraza.
Tapi, aku ingin habiskan waktuku di sisimu, sayangku.
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
Atau tentang bunga-bunga yang
manis di lembah Mendalawangi.

Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di Danang.
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra.
Tapi aku ingin mati di sisimu, manisku.
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya.
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu.

Mari sini, sayangku.
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku.
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung.
Kita tak pernah menanamkan apa-apa,
kita takkan pernah kehilangan apa-apa.

(CSD, Selasa, 11 November 1969)

Senin, 28 November 2011

Senja Tadi

Diposting oleh eva yuanita di 07.32 0 komentar
Saat senja tadi
Kuintip matahari dari balik jendela
Sinarnya keemasan
Indah....sekali.....
Aku tahu matahari itupun ingin pulang
Sama seperti aku

Saat senja itu
Aku membanyangkan
Alangkah indahnya kalau aku menikmati senja disebuah pantai
Bersama seseorang yang sangat aku cintai

Disetiap detakan waktu yang terasa lamban berlalu
Dimanapun keberadaanku
Kamulah....Bunga terindah yang tumbuh di sudut hatiku..


For someone

Sabtu, 26 November 2011

Wanita

Diposting oleh eva yuanita di 06.16 0 komentar
Tuhan, knp wanita sering menangis?
Jwb Tuhan: Karena wanita itu unik.
Aku ciptakan ia sbg mahluk istimewa,
KU kuatkan bahunya u/ menjaga anak2nya, 
KU lembutkan hatinya u/ memberi rasa aman,
KU kuatkan rahimnya u/ menyimpan benih manusia,
KU teguhkan pribadinya u/ trs berjuang saat yg lain menyerah,
KU beri dia naluri u/ mencintai anak2 dlm keadaan apapun, 
KU kuatkan bathinnya u/ ttp menyayangi walau dihianati oleh teman,walau disakiti oleh orang" yang ia sayangi
Wanita mahluk kuat,..
tp jk satu saat dia menangis itu krn KU beri dia air mata utk membasuh luka bathin dan memberi kekuatan baru.

All Sumber
"WANITA..KAMU ISTIMEWA"

Senin, 14 November 2011

Pasukan pembenci ku !

Diposting oleh eva yuanita di 17.34 0 komentar
oleh Ewel Galih pada 14 Juni 2011 jam 2:51


Keramaian kota menceramahi tembok bumi..
Triakan anak manusia menambh hruk pikuk kramaian..
Saatku trbw dlm suasana nya..
Aku sadar,

lalu mrintih smbari mnutup mata
tertunduk..
Dgn muka brteduhkn duka !
Mengingat mu dlm ruang kosong yg mnyertai mu..
Ku ptuskn berlari dgn lngkah yg menjdi..
Untuk menjmpt mu dan mmbuka pntu maaf mu..
Namun niat kaki ku trhenti dan membeku..
Saatku tau..
Diri mu trkunci oleh ribuan pasukan pembenci ku !

Tersesat

Diposting oleh eva yuanita di 17.32 0 komentar
oleh Ewel Galih pada 17 Juni 2011 jam 6:03


Di mana aku
aku di mana
aku tak tau
aku ada di mana aku tersesat

terbelenggu gelap
terpenjara sunyi
tertusuk rasa yang tak menyerta
hingga,
pelita asmara
yang padam tersapu derita
yang tersisa hanya desah kerinduan
bersama nyanyian jiwa yang parau
dengan suara seadanya
menunggu kucuran cahaya mentari
hingga menemukan ku dalam kekalutan suasana pagi..


bila mentari tak menyapa...????
biar ku tenggelam dalam derita

Uang haram

Diposting oleh eva yuanita di 17.29 0 komentar
oleh Ewel Galih pada 23 Juni 2011 jam 2:17


Pemberitaan yg tersiarkan, di televisi ataupun halaman depan koran
selalu tentang mereka yg menjunjung tinggi kemunafikan

harta ataupun uang
hal yg sering perebutkan,mengundang pertanyaan apa gaji kalian masih kurang ?
Hingga halal haram campur aduk dalam kolam kegilaan
tenggelamkan iman.

kadang yg brpendidikan, smakin menikam
menusukkn variasi dalam dosa yg tentram, trtutup seragam.
lagian tuhan juga diam !
mslah dosa belakangn
yg penting aku brlimpah uang
asal tak terbukti druang sidang
harga diri dpat ku bngkitkn
ku kumpulkn wartawan untk mliput uang2 haram yg ku sumbangkan.

Uang kadang memang seperti sebilah pedang
yang siap menebas lawan-lawan yg menghalang
gara-gara kata uang, azhan pun tak trhirau kan
kewajiban Agama terabaikan
seakan hidup nya sepanjang zaman
hingga lupa akan TUHAN !

Ingin hilang ingatan

Diposting oleh eva yuanita di 17.27 0 komentar
oleh Ewel Galih pada 23 Juni 2011 jam 5:28


Ku bakar dingin malam dalam kesendirian,
hingga ku telanjangi dunia dalam diam
namun dengan angan yg tetap berpetualang dalam kegelapan
Malam tadi ku toreh cerita duka di lekuk awan hitam
tentang kisah cinta yang malang
Yang slalu tusukan kepiluan di sepanjang ingatan.

Ku terhanyut di kesunyian,
kesungguhan yg tercampakkan ku tanggal dtengah keputus asa'an.
Ku tuang minuman penghangat badan,
dan mengajak bulan untuk bersulang.
Meminta saran,kemana langkah agar dapat melupakan.

Sejhelia

Diposting oleh eva yuanita di 17.25 0 komentar
oleh Ewel Galih pada 24 Juni 2011 jam 3:10


Sejhelia. .
Nama yg tak akan ku lupa,sudah 3taon kami tak bersua tak juga bertukar khabar berita.semua sudah sirna canda tawa kita,kerinduan yg slalu terjaga di ujung pena.
Ku tau kecewa mu masih membara di tengah kucuran airmata ku kemas cinta melangkah pergi,dalam bingung penuh tanya. Aku harus tega meski sesal yg ku terima menggunung tinggi jauh dr jangkauan.

Sejhelia..
Sumpah ! Aku tak kuasa saat membaca torehan kata yang kau titip di penghujung senja,terduduk lunglai lemah tak berdaya gemetar bibir mengulang kata. Bahwa kta tak akan bisa bersama, selesai sekolah kau akan di sandingkan
dgn segera,
dgn dia,
pilihan orang tua.
Bulan ku yg memurnama tampak pucat.terlintas benak ingin berbuat nekad,kala kau bisikkan kita harus tetap bersama . tp ku diam,tak bisa ku jelaskan beban belenggu begitu ketat di pergelanganku. Aku pun ingin hadirkan penghulu di tengah rumitnya cinta kita,agar jiwa kita di halalkan. Tapi ku tegaskan aku tetap tak bisa. Aku baru kuliah & yg jelas tak bekerja masih banyak menuntut dr orang tua.aku sempat tak menyangka kenapa  jiwa lugumu bisa memberontak  setau ku kau orang yang memegang teguh peraturan agama dan selalu menurut apa pinta ibu bapa.
hingga ku putuskan untuk tak bersama, kalau jodoh tak kemana. akh, pian seperti tak ada usaha  banyak yg alami sama seperti kita mereka kabur bersama setelah punya anak penghalang kita tak bisa berbuat apa-apa dan akan menerima seperti selayaknya.y udah sabar dulu, kita banyak-banyak berdoa semoga nie bukan akhir dari cerita kita.Maukkkk !! pian ingat kada, jer pian madahi usaha tanpa doa sama aja dengan sombong, Doa tanpa usaha sama aja dengan omong kosong. buat apa kita cuma berdoa mun tak ada usaha nya tak ada guna cuma akan memenuhi takaran airmata.
diam ku sejenak dan mulai membuka kata bicara dengan terbata

"Memang sudah tradisi di kampung kita, anak wanita menjelang remaja kebanyakan menikah di usia muda. Org-org dahulu berkata wanita tak perlu sekolah trlalu lama,asal bisa hitungan sdkt menulis dan membaca cukup buat modal berumah tangga sebab tempat mereka di dapur jua jer"


Sudah biarkan mereka yang penting kita tak sama,cepat ambil tindakan malam nie pian kerumah dan bilang sama bapa kalau pian akan menggantikan nya,tapi itu masih terlalu lama apa bapa mu bisa menerima jika harus menunggu selesai kuliahku.biar ku fikir, tapi km janji jgn pernah tangisi bila ku tak menepati janji. tanpa pamit ku melangkah dan akhiri perjumpaan yg berlaga sore ituhingga mlam pun datang dengan keheningan yang menari-nari, di sudut kamar aku mengundang bimbang berkelambu ragu aku pun tau kau pasti menunggu dengan membayangkan kau adalah kekasih yg akan bersedih jika aku tiada datang malam itu. memang aku tak akan datang bukan ku tak setia atau sudah tak cinta tapi ku sungguh benar-benar tak bisa jika datang dengan hanya bermodal kan angin surga ku yakin bapa mu tak akan terima.mulai di situ kita tak pernah bertemu namun bayang-bayang dengan catatan rindu selalu ku sulam untuk mu disaat senyum mu mengusik tidur ku

Tanpa sengaja ato rencana malam tadi di tengah riuh suasana pasar cempaka  kau ada di dpan mata dengan menggendong seorang balita. Ternyata kau sudah menjadi seorang bunda. Ku tak berani untuk menyapa hanya menatap dgn bangga tenyata raut wajahmu masih sama seperti kala kita memadu asmara ternyata masih tersimpan rindu meski terbalut risau jiwa
hembusan angin malam dgn campur baur debu jalanan bersenggama di alur perih pengharapan.
bisikku dalam langkah pulang semoga bahagia mu tetap ada meski tak bersama, sampai berjumpa di aula syurga..

Tak tergantikan

Diposting oleh eva yuanita di 17.23 0 komentar
 oleh Ewel Galih pada 29 Juni 2011 jam 1:24


Angin
sstt
diam
lihat lah
segumpalan debu itu telah mengotori dinding kaca yang retak akibat amukan kekecewaan
merah gersang dipermukaan
menutup khayalan berkabut penyesalan
sumpah sumpah tercaci tanpa kendali di persimpangan
menunduk pulang memikul luka perjuangan

mengais beling beling kenangan
dengan
suara sumbang menggelegar sembunyikan petir petir yang mendendam
ku anjung tinggi pesan yang ingin ku sampaikan
hingga angin pun hafal
bahwa
terlalu sulit kau untuk di lupakan
tanpa peduli kelopak mata mengganjal garang
tanpa peduli bisik zaman bukan dia wanita seorang
tanpa peduli ucap kata teman watak dungu tetap bertahan

kasih, kau tetap tak tergantikan
meski berjuta pesona hawa hawa lain keluar masuk taman
rutin setiap malam ku ciumi selendang yang sempat kau tinggalkan
kerna
dilamunan kau selalu suguhkan rindu di sudut sudut taman ku yang berserakan

biar lah setia ku menunggu
menunggu
kucuran cahaya rembulan membasuh dinding kaca yang sempat ku hancurkan
dan mengembalikan keretakan yang tak terelakan

Perang

Diposting oleh eva yuanita di 17.16 0 komentar
oleh Ewel Galih pada 06 Juli 2011 jam 2:37


Gemetar ilalang sembunyikan sosok kesengsaraan
kerikil berguling menghampiri
desah resah debu-debu jalanan yang mengambang di butiran tangisan
tegur riuh angin malam komando kan untuk segera berperang
hingga langitpun jatuhkan berbagai macam persenjataan
biar aku pegang tombak kesabaran
dan kalian ambil apa yang kalian butuhkan
masih banyak
ada jaket penebal keimanan, pedang kedengkian
ketapel kesombongan, busur pengkhianatan, temeng kemunafikan,
bahkan ada tank kemusyirikan
silahkan
ambil
ambil
jangan sungkan
sebab sumpah syetan sesatkan sampai akhir zaman

Minggu, 13 November 2011

Semangkok sesal(perbuatan syetan)

Diposting oleh eva yuanita di 11.22 0 komentar
oleh Ewel Galih pada 09 Juli 2011 jam 2:53

Ku lahap secara perlahan semangkok sesal
yang tersaji di ujung jurang terhimpit lembah-lembah kematian
segelas air hujan bercampur dunia kecilku yang gelap menghitam
tak berpelangi
tak bermentari
ku tumpahkan di bawah kaki jurang
dan akhiri serangan-serangan kedukaan

sayap-sayap keputusasa'an berkepak kencang
mengajak terbang lintasi nirwana tinggalkan dunia fana yang mengekang
mata pisau menatap haru urat lengan
segenggam iman dalam peci hitam hentakkan kesadaran
jangan
tak usah
itu perbuatan syetan

bergidik alam fikiran terlintas sambutan dari sang neraka
jahanam

Adinda

Diposting oleh eva yuanita di 11.19 0 komentar
oleh Ewel Galih pada 15 Juli 2011 jam 4:42

sulit nya mengukir kata janji
di sela sela angin syurga yang membawa angan ke angkasa
jiwa yang tak sempurna terlena mesra
dalam ego yang memenjara

kemungkinan derita akan selalu ada
saat
semua tak menjadi fakta
saat
bibir bibir dusta berbusa
basahi tumpukan tumpukan kecewa
merekah menjalar nyawa
meredam tawa penuh bisu bungkam jiwa


kaki bumi terjepit di antara gelisah, sesal dalam pengharapan
adinda, Kenapa mentari mu bergulir cepat menyeret kenangan di ingatan
padahal
seruling di tengah ladang gersang slalu menyeruakkan
rindu yang tercampakkan
padahal
cinta itu masih bersemi
padahal
masih ada kesempatan,buat kita memperbaiki nya
I miss you, adinda

Cukup sudah=Sudah cukup

Diposting oleh eva yuanita di 11.18 0 komentar
Cukup sudah
gundah bersarang
cukup sudah
kegilaan menerkam
sudah,
genggam tak menahan
cukup,
jemari untuk bertahan
cukup
cukup kata ku


sudah cukup
kau hitamkan pelangi
cukup sudah
kau buang waktu ini
sudah cukup
kau cabik hari hari
cukup sudah
kau jarah jiwa ini
kau curi pesona taman hati
kau tinggal pergi bersama merpati tak berhati


Sudah cukup, hardik hati yang tak berbentuk lagi



 Oleh Ewel Galih · 28 Juli 2011


 

Membalut bahagia dalam sunyi

Diposting oleh eva yuanita di 11.15 0 komentar
oleh Ewel Galih pada 28 Juli 2011 jam 2:55


Sebakul kesedihan
setumpuk gundah
sekeranjang kecewa dan,
segerobak sunyi yang rutin ku rapikan di laci-laci hati
kadang ku buka, lalu ku mainkan dalam hari
ku tutup kembali dan kelambui dengan senyum yang membasi
kadang ku jadikan singgahan awal
sebelum memasuki alam khayal
kadang ingin ku ganti dan ku isi dengan bungkahan keceriaan
tapi sayang tak jua ku temukan
tak jua ku genggam
tak apa rinduku,
slalu tersuguhkan dalam keheningan


jika pasukan pasukan keceriaan mulai menyerang
beri isyarat,
agar ku siapkan hati yang lapang di masa datang
sebelum giliran kedukaan yang menyerang

lihat lah dari kejauhan
bersama mata mata bintang menyorot tajam
bayangan hitam menapak malam
menelusup hari menari nari di ujung jarum jam
rindu ku pasti menerjang, mengembara menuju titik kesenyapan
hingga sumbringah mentari tertuju pada lelaki yang membalut bahagia dalam kesunyian

Tradisi

Diposting oleh eva yuanita di 10.59 0 komentar
oleh Ewel Galih pada 31 Juli 2011 jam 15:16


Ku baca nama mu terpampang
dengan corak keemasan di selember surat undangan
minggu depan penghulu mereka hadirkan
minggu depan jiwa kalian di halalkan
setau ku usia mu baru belas-belasan
sekolah pun tak terselesaikan

tak sangka,
wadah harapan yang ku tuang di kampung halaman
miris tertusuk tradisi berhamburan tetes airmata perpisahan
di atas tanah tempat pijakan
janji janji membusa terendam di segenap lara
terbayang molek wajah mu duduk manis di pelaminan
dengan kilatan-kilatan kamera menangkap senyum bahagia


akh, memang tradisi menikah muda di kampung kita, tren yang tak ada mati nya !!
apakah ada hukuman bagi yang tak menjalankan nya
atau
cuma bentuk balas jasa terhadap orang tua


sudah lah, semua percuma
ikhlas ku sudah ku sematkan di riuh angin pembawa berita
janji-janji mu pun sudah ku buang di comberan
di antara lubang-lubang pendulangan


ewel,
salam

mencari celah

Diposting oleh eva yuanita di 10.57 0 komentar
 oleh Ewel Galih pada 18 Agustus 2011 jam 3:33


Akan kah pohon itu sanggup jadi pelindung bagi mereka-mereka yang kesepiaan
disaat sang kekasih pergi meninggalkan nya dengan alasan yang membuat para kumbang takut untuk menghisap madu
para burung takut untuk berkicau dan para
pujangga takut untuk bersyair
sedang kuku lusuh penuh decak kehilangan mencoba mengais kekuatan di tanah hati yang lembab
kadang membasah akibat cairan kedukaan,
kadang mengering bila saat mentari harapan,
memakan menghanguskan rongga rongga kehidupan

buaian mimpi di tengah terik siang menengadah kilat kilat kehidupan
telapak mengering pecah menelusuri belantara
mencari celah bahwa hidup memang ini indah
jika kita pandai menelaah arti syukur ditiap hela langkah

Sidang kemaren

Diposting oleh eva yuanita di 10.52 0 komentar
oleh Ewel Galih pada 18 Agustus 2011 jam 6:57


Aku tergadai nilai impian dalam simbol simbol siang kemaren
yang ku renungkan dalam kelip sinar kunang kunang
ada gerangan apa hngga kbodohanku di vonis angka
dalam renungan permata yg tertimbun busa,
bersama kilau ku yang tak tampak di terik siang ataupun senja
andai kalian pejamkan sejenak mata,dsitu aku akan menyapa
dan berbisik mesra
pertanyaan kalian bukan tiket ke surga
hingga tak perlu ku berduka dan tetap berjalan seperti sediakala
meski torehan pena sempat goreskan kecewa
biar semua ku balut dalam diam
diam
Dan menjunjung kesenyapan


'Saat membuka mata, Aku harus sudah melupakan nya. . .'

Diposting oleh eva yuanita di 10.51 0 komentar
oleh Ewel Galih pada 29 Agustus 2011 jam 6:21


Lalu lalang bayang dalam kedipan kian menjadi,mondar mandir dalam pergerakan hati
dan bintang sinarnya menghilang,semakin menundukkan kepala
tak dapat menengadah purnama di malam-malam
apalagi menyapa pesona nya atau meminta jatuh di raut muka


           lagi-lagi hanya..
Fhoto mu terpampang di pelupuk mata,aku pejamkan terasa semakin nyata
hanya mengasah tajam belati kegelisahan
hasrat mulai mengiris kerudung kornea
tapi kebimbangan terusik,fikir sejenak menampik
perban apa yang ku pakai saat rindu menyeruakkan nama nya
sedang hati masih semayamkan bayang bersama
akh,mantan kekasih ku !!


        Lalu kerikil kerikil lancip yang menemani, ku injak dengan ujung tumit,agar tak begitu sakit jalan melupa
oh ya,hanya butiran debu yang berlaku lembut akupun bercermin pada gersang nya,
hitam lekat mencekat.
ada teriak parau menggema sudut gelap
akhiri kata malam ku!!
Tidurkan saja hati dalam kepenatan
penaku berdiri tegak goreskan kalimat di balik pintu
                                      'Saat membuka mata,
                                                      aku harus sudah melupakan nya. . . .'


Lelaki senja dan mentari

Diposting oleh eva yuanita di 10.47 0 komentar
oleh Ewel Galih pada 31 Agustus 2011 jam 12:45

Lelaki malang, melintang di ruas ruas malam
dia berjalan dengan sebelah hati yg nanar
mungkin kerna pukulan kekecewaan
dia berjalan lurus tanpa berkelok, duri duri kecil,kerikil2 tajam dtapaki nya
dan penat teriaki buas. Tak terhirau kan !
Lima jengkal lagi dia berpapasan dengan mentari, semoga kucuran silau nya membangunkan sang lelaki,saat berpapasan dia berlari menutup mata, dan tersenyum lega
lalu senja pertanyakan,kau sudah gila tuan...
Jawab nya aku memang gila,tapi aku msh bisa bedakan antara emas dan permata
mentari bercakap pada senja
cinta kasih lelaki gila itu lebih tajam dari pada pedang,meski airmata perjuangan menjadi bekal pulang.

Aku membenci guru !

Diposting oleh eva yuanita di 10.44 0 komentar
oleh Ewel Galih pada 05 Oktober 2011 jam 0:02
 
Pak, bu guru
kalian memang pantas untuk ditiru
nasehat yang kau gemakan di ruang persegi empat adalah kalimat kalimat sakti yg tak dapat di pungkiri

aku ingin menjadi guru
menggali dalam menuangkan hujan kala kedangkalan pengetahuan ada di sekitarku

aku ingin menjadi guru
meninabobokan kebodohan,hingga terlelap tak terbangunkan

aku ingin menjadi guru
hingga batas senja usia
hingga wajahku penuh coretan kerutan kerutan tak beraturan

tapi. . .
Aku membenci guru
yang tak ingin tertampar malu
yang senantiasa menyulap angka-angka
dari lima menjadi delapan


***
4-okt-2011

Seprai hijau lumut

Diposting oleh eva yuanita di 10.42 0 komentar
oleh Ewel Galih pada 05 Oktober 2011 jam 2:38

Seprai hijau lumut itu,
ingat kah kau..
Kita berbaring dgn telunjuk menggaris pelangi
di langit langit kamarku purnama kau hadirkan
*
sesekali kau menggelinjang seperti menari,
dgn desah suara seribu janji

seprai hijau lumut dkamarku, menjadi alas saksi bisu
kala kau dan aku mencoba memasung waktu.

**
05-Okt-2011

*Satu bayang yang tertahan*

Diposting oleh eva yuanita di 10.41 0 komentar
oleh Ewel Galih pada 09 Oktober 2011 jam 4:15

Kedinginanku semakin menjurus
Merayu sunyi dalam congkahnya malam
Menusukkan runcingnya gerimis di kerumunan lamunan
Berhambur, berlari di belukar malam
Satu bayang yang tertahan..


Bersama irama degup jantung yang menyatu dalam desah nafas
Sunyi pun semakin menyelimuti dengan dinginya
Mencongkel rasa menerobos paksa lalu hamburkan bunga bunga seribu aroma tentang
Satu bayang yang menyenangkan


Tak pernah lari,
Diam,
dan bertahan
Meski angin sesekali hembuskan kengerian
tentang rindu-rindu bagaikan hantu yang memakan waktu
Satu bayang yang kubanggakan..

Slalu setia dalam khayalan
Satu bayang yang tertahan,
Yang ku kasihi dalam diam


***
9,OKT,2011

Aku memang tak lihai membidik hati wanita, ayah memang tak mengajarkannya.

Diposting oleh eva yuanita di 10.36 0 komentar
oleh Ewel Galih pada 13 Oktober 2011 jam 16:34

Terik kegelisahanku menyengat tajam
membakar tumpukan anak panah dpundak harap
aku memang tak lihai membidik hati wanita
abah memang tak mengajarkannya

cara merayu aku lupa
mati gosong tersengat gelisah
atau, membiarkan kalimat yang trsusun dalam kata
mencakar batok kepala dan membelah dada
betapa cinta ini sudah mendarah daging
mengalir dalam nadi


sepuluh jemariku mengendap endap seperti pencuri
berlari di lorong lorong sunyi
menyekap cinta di hati
sebelum kau bangun dari mimpi
baca lah isi hati
kenali warna yang kuberi


***
13,OKt 2011

Wasallam Cintaku !

Diposting oleh eva yuanita di 10.32 0 komentar
oleh Ewel Galih pada 21 Oktober 2011 jam 3:22


Dan sekarang aku mengerti
slalu terngiang kecipak kaki di keruh hati

salahku yang bertubi-tubi
ayunan kakimu adalah gerak tari kekecewaan
ketika begitu nikmat siulku tersumbat khilaf
irama baru yang kumainkan, tak seperti yang kujanjikan


kau menari sambil berlari jauh
aku bersiul sambil menekuk murung irama jenuh
kita sama-sama mengeluh lelah
tapi lelahku menyudut salah

Dengan keringat mengucur sesal
meraung-raung rayu suara dinginku
mencoba membekukan kaku langkahmu
agar tetap di situ
jangan jauh dariku !


Sembari menyetrika pipi yang basah oleh cairan duka
dengan jemari yang gemetar,
mungkin mendidih darah terkikis rasa sesal
hingga ku tulis permohonan maaf di selembar angin yang telentang
Tapi kau memilih tak bernafas
biar mati asal tak bersamaku lagi !!!!!


Ok
jika itu inginmu
Raut muka berlambang kepasrahan dariku
melambai sayu iringi kepergianmu

wasallam cintaku
***
21-Oktober-2011
 

Cerita Ku Copyright © 2011 Design by Infu5 (^o^) Blogger Template | Rumah's Desa koe